Minggu, 22 Juni 2014

PENTINGNYA PENGHIJAUAN



Pentingnya penghijauan untuk kelangsungan hidup

Adanya berbagai perubahan lingkungan sekitar kita tentunya akan bisa berpengaruh buruk terhadap manusia dan spesies yang ada di dekatnya. Beragam bentuk kerusakan lingkungan, seperti pencemaran udara, pencemaran air, dan menurunnya kualitas lingkungan akibat bencana alam, banjir, longsor, kebakaran hutan, krisis air bersih. Hal ini lama kelamaan akan dapat berdampak global pada lingkungan yang akan mengakibatkan menurunya anka kesehatan masyarakat itu sendiri.
            Penghijauan adalah salah satu cara untuk menangani hal tersebut dan percaya bahwa langkah awal yang dilakukan saat ini akan mempunyai dampak besar di masa depan.trutama bagi kelangsungan hidup mahluk-mahluk lainnya di masa yang akan datang. Manusia memang terkadang tenggelam dalam rangkaian kegiatan yang terlalu berlebihan dan tidak memperhatikan kepentingan lainnya. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menata dan memelihara kelestarian lingkungan, telah mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan yang kalau sekarang dipandang parah bahkan hampir gag ada orang yang peduli akan lingkungannya.
penyelamatan Bumi dengan cara penghijauan adalah jalan satu-satunya untuk kelangsungan hidup mendatang, Hal ini hendaklah menjadi perhatian khusus bagi pemerintah dalam menata kembali wilayah dari segala bentuk berbagai kerusakan lingkungan, disamping menciptakan dan membangun budaya masyarakat dalam berwawasan lingkungan hidup.
Berbagai macam cara untuk penghijauan ini dari yang menanam pohon dihutan sampai-sampai menenam pohon di depan rumah bagi yang halamannya luas kalau halamanya kecil bias menanam rumput hias atau bunga-bunga,karena selain bias mempercantik halaman rumah kita hal ini juga sangat bermanfaat sekali bagi kelangsungan hidup kita,mengapa hal ini menjadi sangat penting bagi kita.?karena dengan kita menanam pohon atau bunga kalau kita bernafas dengan menggunakan O2(oksigen), pohon yang pada siang hari menghasilkan O2 (oksigen) yang sangat diperlukan manusia, dan sebaliknya dapat menyerap CO2 (karbondioksida) yaitu udara kotor hasil gas buangan sisa pembakaran. Jadi secara higienis, pohon sangat berguna untuk kehidupan manusia dan berpengaruh pada kenyamanan rumah kita sendiri,menjadi lebih sejuk dan nyaman untuk kita tempati bersama keluarga.
Semoga dengan pengertian tersebut kita bias tau apa tujuan dari penghijauan dan betapa pentingnya penghijauan tersebut.trimakasi atas waktunya membaca artikel ini semoga bermanfaat bagi kita semua.

PEMBIBITAN TANAMAN HIAS DAN PROSES PEMELIHARAAN NYA


Cara pembibitan tanaman hias dan memeliharanya

cara pembibitan tanaman hias
Apakah anda sering kecewa ketika anda menanam tanaman hias dan tidak pernah menghasilkan bunga? Jika seperti itu…, mungkin cara penanaman bibit serta pemeliharaan tanaman yang anda lakukan mengalami kesalahan, karena cara penanaman bibit yang salah bisa berdampak besar yang menyebabkan tanaman tidak berbunga bahkan mati. Untuk itu, mari kita menanam tanaman hias dengan benar sehingga bisa tumbuh subur dan berbunga. Ada beberapa  cara pembibitan tanaman hias yang baik dan bisa anda terapkan, yaitu:
  1. Rendam bibit bunga dalam air selama 24 jam.
  2. Siapkan pot untuk media menanam dengan lubang drainase yang cukup.
  3. Masukkan pecahan batu bata atau genting kedalam dasar pot sebagai pengikat air, dan masukkan media tanam tanah yang subur lengkap dengan pupuk kandang atau pupuk kompos, atau dengan campuran media pakis, sekam, sabut kelapa, arang kayu, pasir, dan lainnya.
  4. Tanamkan bibit bunga kedalam tanah. Cara penanaman tiap bunga berbeda, ada yang ditanam sedalam 10 cm atau 5 cm, bahkan adapula yang hanya menancapkan sebagian badan bibit ke dalam tanah.
  5. Beri etiket tanaman atau tanda untuk membedakan tanaman satu dengan lainnya jika memang anda menanam banyak jenis bunga dalam pot berbeda.
  6. Taruh pot tersebut di tempat teduh dan sejuk.
  7. Siram bibit dengan air cukup seminggu sekali.
  8. Tunggu hingga akhirnya bibit bunga tumbuh setinggi kira-kira 10 cm dengan 2-3 daun yang muncul, dan bisa dipindahkan ke lahan terbuka, atau bisa memindahkannya ke dalam pot baru.
Dengan pembibitan yang baik, maka yakinlah bahwa tanaman anda akan tumbuh subur. Selanjutnya anda perlu telaten dan sabar dalam memeliharanya. Maka cara memelihara tanaman hias yang baik diantaranya:
  1. Gunakan media tanam terbaik dan taruh tanaman di tempat terkena cahaya matahari.
  2. Lakukan penyiraman secara rutin setiap pagi dan sore hari, dengan menggunakan air bersih dengan semprotan. Siramlah pada bagian akar atau media tanam dan usahakan tidak terkena daun sehingga tidak merusak atau membuat daun cepat layu.
  3. Sebaiknya kenali jenis tanaman yang anda tanam untuk mengatur waktu penyiraman dengan baik.
  4. Lakukan pemupukan pada pagi atau sore hari baik pada akar atau daun, dan bisa pula diberikan dengan disemprot atau ditanam.
  5. Ganti pot baru bagi tanaman bunga yang akarnya mulai membesar, dan ganti pula media tanamnya agar tidak mudah terserang penyakit.
  6. Semprotkan pestisida untuk menanggulangi hama penyakit.
  7. Pangkas daun yang sudah tua sehingga tidak mengganggu pertumbuhan dan rawatlah tanaman anda dengan kesabaran hingga akhirnya berbunga lebat.

PEMBANGUNAN BERSIH



MEKANISME PEMBANGUNAN BERSIH

Implementasi proyek CDM di sekitar energi perlu dipandang sebagai kesempatan untuk mengembangkan sumber-sumber energi yang berkelanjutan dan memodernisasi teknologi pembangkitan energi, tetapi juga memberi sumbangan dalam perlindungan iklim global. Pendekatan ini memerlukan upaya khusus untuk mengintervensi kebijakan energi yang berorientasi pada pembangunan berkelanjutan.
Mainstream pembangunan berkelanjutan di bidang energi di Indonesia yang sudah lama dimanjakan oleh penggunaan bahan bakar fosil (BBF), utamanya adalah minyak yang disubsidi bukanlah urusan yang mudah. Apalagi secara nasional indonesia tidak memiliki undang-undang energi yang menyeluruh. Kebijakan Umum Bidang Energi (KUBE) yang menekankan perlunya penggunaan berbagai macam sumber energi tidak memiliki status hukum yang kuat sehingga rencana-rencana jangka panjang mengenai penggunaan energi terbarukan dan efisiensi energi tidak pernah diimplementasikan dengan peraturan yang jelas.
Ketergantungan pada BBF harus segera berangsur-angsur dikurangi dengan program yang jelas dan CDM dapat dijadikan sebagai salah satu momentum untuk mendorong proses pengembangan ke arah tersebut. Dengan kata lain, sambil mengurangi ketergantungan terhadap BBF yang mengunakan dana publik, secara berangsur-angsur pengembangan energi terbarukan dapat disubsidi melalui mekanisme pasar yang dapat dipertanggunjawabkan kepada publik. Dengan demikian, penggunaan energi yang berkelanjutan ini dapat bersaing secara sehat dengan BBF.
Salah satu tujuan mengimplementasikan proyek CDM di bidang energi adalah menurunkan emisi pada sumbernya. Penurunan akan benar-benar terjadi apabila investasi proyek-proyek energi menggunakan teknologi yang rendah emisi sehingga akan terdapat perbedaan yang jelas dan dapat diukur antara emisi sesudah dan sebelum adanya proyek. Perbedaan inilah yang kemudian akan dijual oleh pihak tuan rumah proyek sebagai CER (Certified Emission Reduction) kepada pihak yang menginvestasikan dananya. Tujuan lain adalah melakukan modernisasi teknologi di sekitar teknologi, sehingga mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi pihak tuan rumah untuk menentukan pilihan teknologi yang dikehendaki. Sehubungan dengan manfaat ekonomi, lingkungan, dan sosial.
Dari hasil National Strategy Study (NSS) tentang CDM di sektor energi yang dilakukan pemenrintah Indonesia atas dukungan pemerintah Jerman diketahui bahwa proyek energi yang sebenarnya siap menghasilkan CER. Sebab sebelum kegiatan CDM diterapkan jenis-jenis proyek tersebut sudah menurunkan emisi, sehingga jika dijadikan proyek CDM akan memberikan keuntungan finansial yang tinggi dan beresiko rendah (no regret option). Disamping itu masih ada beberapa proyek yang diidentifikasi memiliki potensi yang besar untuk dijadikan proyek CDM sektor energi.
Emisi baseline dalam proyek CDM sektor energi untuk tabel tersebut dihitung berdasarkan skenario emisi dari batubara. Dengan biaya penurunan emisi sebesar itu, pengembang proyek sudah dapat memperkirakan keuntungan-keuntungan yang akan mereka peroleh.
Untuk itu diperlukan kebijakan nasional yang kuat dan konsisten dalam mengimplementasikan kebijakan pengembangan energi terbarukan, suatu kebijakan yang melakukan pendekatan masalah energi dari sisi penawaran (supply side). Pengusaha dan pemerintah harus dapat menawarkan enegi lebih banyak dengan biaya investasi yang makin terjangkau.
Terdapat beberapa proyek energi terbarukan di Indonesia yang berskala kecil, menengah dan besar dari segi kemampuan menurunkan emisi dari studi NSS. Kemampuan menurunkan emisi tidak berkorelasi dengan ukuran atau skala proyek tetapi sangan ditentukan oleh jenis dan cara mengelola proyek.
Dari beberapa item tersebut terlihat bahwa beberapa proyek CDM yang sama tetapi berbeda struktur akan memiliki kemampuan menurunkan emisi yang berbeda pula. Yang dimaksud dengan struktur disini tidak semata mata menyangkut kondisi fisik atau ukuran proyek, tetapi juga berkaitan dengan struktur kelembagaan dan kerangka peraturan setempat yang merupakan kemudahaan atau kesulitan dalam mengimplementasikan proyek. Dengan kata lain, sangat penting bagi pengembang untuk merancang proyek dengan seksama agar dengan input yang sekecil kecilnya dapat dihasilkan output yang sebesar besarnya.

PENANAMAN TANAMAN PAKU

PENANAMAN TANAMAN PAKU 



Spora paku berfungsi sebagai alat persebaran (dispersi), mirip dengan biji. Perlu media semai yang cocok agar spora tumbuh menjadi tanaman baru.

SALAH SATU CIRI KHAS TUMBUHAN PAKU (PTERIDOPHTA) ADALAH TERDAPAT SPORA yang terletak di dalam kotak spora (sporogonium). Spora inilah yang menjadi organ untuk perbanyakan tanaman paku. Berikut cara yang ditempuh Arief, petani tanaman bias di daerah Ciapus, Bogor, Jawa Barat, untuk menyemai spora menjadi tanaman paku

MENYIAPKAN MEDIA
Untuk menyemai spora paku digunakan media tanam berupa cacahan akar pakis. Arief menyarankan sebaiknya menggunakan akar pakis tua. Akar pakis itu direbus atau dikukus kira-kira 10-12 jam. Tujuannya, untuk mematikan bakteri maupun jamur. Selanjutnya, media yang sudah matang itu diletakkan ke dalam wadah plastik yang dilubangi. "Biasanya pakai besek," ujar Arief. Sebelum diisi media, besek itu dilapisi plastik terlebih dahulu.

TABURKAN SPORA
Setelah akar pakis dimasukkan dalam besek, lalu disiram air dan ditiriskan. Bila air sudah this, spora ditaburkan ke media. Caranya, bagian berwarna cokelat yang ada di permukaan bawah daun digosok dengan pinset atau ranting berujung runcing. Spora akan berjatuhan di media semai.

Usahakan spora jatuh merata di permukaan akar pakis. Biasanya, perlu 4-5 besek untuk menaburkan spora dari satu daun. Kemudian besek dibungkus plastik putih agar cahaya matahari dapat menembus masuk. Selama proses perkecambahan, cahaya perlu, tapi tidak langsung. "Sinarnya perlu disaring beberapa kali," ujar Arief. la lantas menggantung plastik-plastik berisi besek spora itu di bawah rak-rak tanaman. Sehingga cahaya matahari pun tersaring oleh paranet, rak berisi pot tanaman, dan plastik pembungkus besek semaian.

PISAHKAN BIBIT MUDA
Pemisahan bibit butuh beberapa kali. Sebulan sesudah spora ditaburkan, biasanya akan tumbuh bibit berukuran sangat kecil. Ambit bibit satu per satu dengan pinset, lalu ditata di media yang baru.

Selanjutnya sekitar tiga bulan, bibit dipisahkan lagi. Pertumbuhan antara bibit yang satu dengan yang lain bisa tidak sama. Bibit yang tumbuh cepat akan menutupi yang lain sehingga menghambat pertumbuhannya. Karenanya, perlu dilakukan pemisahan lanjutan. Bibit yang masih kecil diambil, ditanam di media baru. Usai pemisahan, besek digantung di bawah rak tanaman diambil dari wadah persemaian. Tinggi tanaman sekitar 5-10 cm. Arief menggunakan gelas beka5 air mineral sebagai wadah pembesaran bibit. Caranya, ambit bibit satu persatu lalu ditanam di gelas berisi cacahan pakis. Kali ini akar pakis untuk media tanam tidak perlu direbus. Lalu gelas digantungkan di rak bambu. Bila sudah cukup besar, bibit ini bisa ditanam di pot.

Satu besek semaian Spora bisa menghasilkan kira-kira sepuluh besek berisi bibit paku muda. Lalu bibit paku muda itu masih bisa dipisahkan lagi beberapa kali. Begitu seterusnya, hingga hasilnya bisa mencapai ribuan tanaman. Agar penyemaian berhasil, kelembapan perlu dijaga.

Anda pun bisa mencobanya.

PROSES PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Mewujudkan Pembangunan Indonesia Yang Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan

Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) menjadi salah satu isu penting dalam kebijakan pemerintah akhir – akhir ini. Definisi pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang tidak ada henti-hentinya dengan tingkat hidup generasi yang akan datang tidak boleh lebih buruk atau bahkan lebih baik dari generasi saat ini (Suparmoko 2000 : 13). Menurunnya kualitas lingkungan, merebaknya bencana, serta makin tingginya kepadatan penduduk menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh pemerintah dalam menentukan rencana pembangunan di masa kini dan mendatang.  Pembangunan berkelanjutan dan ramah lingkungan mutlak diperlukan untuk mengantisipasi penurunan cadangan sumber daya alam di masa mendatang.
Masih segar dalam ingatan kita akan bencana alam yang datang silih berganti awal tahun ini. Dimulai dari bencana banjir yang melanda Jakarta, banjir bandang yang melumpuhkan jalur transportasi darat di pantura Jateng, musibah gunung meletus Sinabung dan Kelud, bencana tanah longsor di Jawa Barat sampai yang terbaru kabut asap yang menerpa Riau dan sekitarnya. Musibah gunung Sinabung dan Kelud memang bisa dianggap murni faktor alam, namun bencana banjir dan kabut asap yang terjadi tidak bisa lepas karena faktor pembangunan yang tidak memperhatikan aspek pengelolaan lingkungan yang baik. Kerugian yang terjadi akibat bencana cukup berdampak signifikan bagi perekonomian riil masyarakat sehari-hari. Data resmi kerugian bencana yang dirilis oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat kerusakan akibat banjir di berbagai daerah di Indonesia mencapai Rp14,75 triliun. Kerusakan terbesar terjadi akibat banjir di Jalur Pantai Utara (Pantura). Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan kerugian dan kerusakan banjir Jakarta sebesar Rp5 triliun, kemudian kerusakan banjir dan longsor di 16 kabupaten/kota di Jawa Tengah sebesar Rp2,01 triliun. Kerugian dan kerusakan banjir bandang di Sulut sebesar Rp1,74 triliun, kerugian dan kerusakan banjir di Pantura Jawa (dari Banten-Jabar-Jateng dan Jatim) Rp6 triliun seperti yang dirilis dalam situs Sekretaris Kabinet. Sedangkan untuk penanganan pascabencana banjir dan longsor di 16 kabupaten/kota di Jateng membutuhkan dana sebesar Rp3,59 triliun. Lalu penanganan pascabencana banjir bandang di Sulut membutuhkan Rp1,03 triliun.Padahal, dana cadangan penanggulangan bencana per tahun hanya tersedia Rp3 triliun. Dengan rincian, untuk darurat Rp1,5 triliun dan pascabencana Rp1,5 triliun guna penanganan bencana di seluruh Indonesia.
Sedangkan kerugian ekonomi yang timbul akibat aksi pembalakan liar dan musibah kabut asap pun tidak kalah besarnya jika dibandingkan dengan kerugian banjir bandang. Dalam kurun waktu 5 tahun dari 2007-2012, kerugian Indonesia akibat pembalakan liar dan buruknya manajemen industri kehutanan mencapai sekitar 7 miliar dollar AS. Sepanjang 2012, negara hanya menerima sekitar 300 juta dollar AS dari royalti kayu serta dana reboisasi. Jumlah itu tidak sepadan dengan besarnya kerugian yang dialami.. Lebih khusus lagi kerugian langsung yang timbul akibat kabut asap adalah gangguan penerbangan. Asosiasi maskapai Indonesia National Air Carriers Association memprediksi kerugian sedikitnya Rp15 miliar akibat pembatalan dan penundaan sejumlah jadwal penerbangan di bandara Sultan Syarif Qasim II, Pekanbaru, Riau. Data-data tersebut diatas menunjukkan bahwa kerugian akibat kesalahan pengelolaan lingkungan hidup berdampak signifikan bagi sektor riil masyarakat dan ekonomi negara secara umumnya.
Pentingnya Sumber Daya Alam dan Lingkungan Bagi Indonesia
Kekayaan  alam  merupakan  kumpulan  sumber  daya  yang berpotensi besar, yakni sumber daya terbarukan yang dapat dikelola untuk menghasilkan pendapatan yang berkelanjutan, sedangkan  sumber  daya  tak-terbarukan  disalurkan  untuk menghasilkan modal SDM dan modal yang diproduksi. Karena itu, cara pengubahan modal alam menjadi bentuk modal lain itu penting bagi strategi pembangunan Indonesia.
Kebijakan Penghambat Pembangunan Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan
Pembangunan yang berkelanjutan membutuhkan rencana dan kebijakan yang bervisi maju dan bersifat jangka panjang. Hal ini memerlukan konsistensi dan keberanian dalam mengimplementasikannya di lapangan. Sayangnya ada beberapa kebijakan yang berpotensi menghambat pembangunan yang berkelanjutan seperti :
a)      Terlalu mengejar investasi masuk ke daerah tanpa memperhitungkan kerusakan lingkungan jangka panjang
b)      Mengabaikan pengembangan transportasi publik yang murah dan nyaman namun mengijinkan pengembangan mobil murah
c)      Tidak melakukan internalisasi biaya kerusakan lingkungan kedalam perencanaan pembangunan
d)      Rencana dan implementasi pembangunan kurang memperhatikan faktor perubahan iklim yang berdampak kepada ketahanan pangan dan kualitas sumber daya alam jangka panjang
e)      Lemahnya penegakan hukum untuk kasus perusakan lingkungan.

Solusi untuk Pembangunan Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan
Kompleksnya masalah yang dihadapi dalam perencanaan pembangunan sebaiknya disikapi oleh pemerintah dengan menyiapkan rencana pembangunan yang berkelanjutan dan lebih berorientasi pada jangka panjang. Pemerintah seharusnya mempertimbangkan dengan cermat antara investasi yang masuk dengan resiko lingkungan jangka panjang yang harus ditanggung. Rusaknya infrastruktur jalan dan sanitasi akibat banjir menjadi biaya yang harus dibayar mahal oleh pemerintah dan warga masyarakat. Terkait upaya penghematan sumber daya alam khususnya bahan bakar sudah selayaknya transportasi publik yang bersifat massal seperti kereta api dibangun secara progresif, bukan malah memboroskan energi dengan kebijakan mobil murah walaupun dilabeli Low Cost Green Car. Internalisasi biaya kerusakan lingkungan juga sebaiknya dimasukkan dalam dokumen perencanaan seperti Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) yang digunakan sebagai acuan sehingga dampak positif dan negatif yang timbul sebagai akibat dari pengembangan wilayah dapat diantisipasi dengan baik. Insentif untuk pihak-pihak yang berkontribusi positif terhadap pelestarian sumber daya alam perlu ditingkatkan seperti pengurangan pajak untuk petani produktif dan insentif pascapanen. Langkah terpenting dari semua kebijakan ini adalah penegakan hukum bagi para pelaku perusakan lingkungan sesuai dengan Undang – undang nomor 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup sehingga masyarakat tidak lagi ikut menanggung derita bencana akibat perusakan lingkungan.

PROSES BUDIDAYA KELAPA SAWIT



Berawal dari share link mengenai seminar sawit yang diselenggarakan oleh jurusan teknik pertanian dan biosystem ugm di wall facebook, ada teman yang menanyakan terkait tema dari seminar, adapun tema yang diangkat pada seminar kali ini adalah “Penerapan Teknologi Inovatif dalam Industri Kelapa Sawit Ramah Lingkungan”, dan pertanyaan yang dilontarkan adalah apa sih teknologi ramahlingkungan yang di tawarkan?
Untuk menjawab pertanyaan itu, mungkin saya bukan orang yang berkompeten, namun ada baiknya ikut mengumpulkan informasi mengenai apa sih perkebunan kelapa sawit, plus minusnya, dan bagaimana solusi untuk permasalahan ini.
Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Di Indonesia penyebarannya di daerah Aceh, pantai timur Sumatra, Jawa, dan Sulawesi.
1. Sejarah Perkebunan kelapa sawit di Indoensia 
Beberapa sejarah perkebuan kelapa sawit dapat di baca di artikel internet [1] & [2], berikut ini resume singkat sebagai pemahaman awal.
1848 – Kelapa sawit pertama kali dikenalkan oleh belanda pada masa penjajahan.
1870 – Beberapa bijinya ditanam di Kebun Raya Bogor, sementara sisa benihnya ditanam di tepi-tepi jalan sebagai tanaman hias di Deli, Sumatera Utara.
1911 – Kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan secara komersial dengan perintisnya di Hindia Belanda adalah Adrien Hallet, seorang Belgia, yang lalu diikuti oleh K. Schadt.
1966 –  Perluasan areal penanaman digalakkan, dipadukan dengan sistem PIR Perkebunan. Perluasan areal perkebunan kelapa sawit terus berlanjut akibat meningkatnya harga minyak bumi sehingga peran minyak nabati meningkat sebagai energi alternatif.
2006 – Program Revitalisasi Perkebunan, dimana kelapa sawit adalah salah satu komoditas yang masuk didalam program revitalisasi tersebut. Perkembangan kelapa sawit yang konsisten dan berkelanjutan akan menjadikan Indonesia sebagai produsen minyak kelapa sawit nomor satu di dunia[2].
2. Potensi Pengembangan Kelapa Sawit
Mulai tahun 2006 tersebut pemerintah mulai fokus untuk mengembangkan perkebunan kelapa sawit dengan pendekatan penerapan teknologi serta optimasi proses pasca panen.  Sejak tahun 2006  produksi minyak sawit Indonesia telah melampaui produksi minyak sawit Malaysia. Secara bersama produksi minyak sawit Indonesia dan Malaysia pada tahun 2008 menguasai 85,8% produksi minyak sawit dunia atau sebesar 42.904 ribu ton [3].
Badrun [3] menyatakan bahwa produktivitas minyak kelapa sawit sekitar 3,8 ton/ha (2008) setara dengan 9,3 kali dan 5,6 kali lebih tinggi  dibanding produktivitas minyak kedelai, rapeseed, dan bunga matahari. Kelapa sawit adalah tanaman tahunan  yang produktivitasnya mencapai 25 tahun, sedangkan minyak nabati lainnya adalah budidaya tanaman semusim yang pengolahan tanahnya dilakukan setiap musim tanam. Dengan demikian budidaya kelapa sawit lebih hemat energi dan memerlukan lahan lebih sedikit untuk mencapai jumlah produksi yang sama dibanding minyak nabati lainnya.
3. Karakteristik Perkebunan Kelapa Sawit
Kelapa sawit  memiliki akar serabut yang berfungsi sebagai penyerap unsur hara dan respirasi tanaman serta sebagai penyangga berdirinya tanaman. Lubis et al.[4] menyatakan bahwa kelapa sawit dewasa memiliki 8000-10000 akar primer 15-20 meter dari dasar batang dengan diameter 4-10 mm. Sebagian besar tumbuh medatar sekitar 20-60 cm di bawah permukaan tanah. Batang kelapa sawit tidak memiliki kambium tajuk dan tidak bercabang. Batang kelapa sawit berfungsi sebagai penyangga tajuk dan sebagai jalan pengangkutan air dan hara (zat makan). Pertumbuhan kelapa sawit tidak terbatas, tapi menurut pertimbangan ekonomisnya hanya sampai umur 25 tahun dengan ketinggian 10-11 m.
Kelapa sawit merupakan jenis tanaman yang banyak membutuhkan air untuk pertumbuhannya. Adanya perubahan penggunaan lahan dari hutan alami ke sistem tanaman monokultur seperti perkebunan kelapa sawit akan merubah sistem dan tatanan neraca air yang ada di wilayah tersebut. Karena mekanisme tanamannya yang monokultur, baik langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap neraca air lahan dan ketersediaan air di wilayah tersebut [5]. akibat dari alih guna lahan ini secara tidak langsung memicu krisis air dilingkungan sekitar perkebunan sererti diberitakan di bengkulu press [6].
Selain faktor alam, faktor sosial dan kemasyarakatan juga menjadi bagian yang sensitif dalam menjamin keberlanjutan perkebunan kelapa sawit, seperti yang kita ketahui saat ini, banyak perusahaan asing dan swasta yang berperan menjalankan bisnis ini dan tentu saja masyarakat sekitar juga harus diperhatikan, perihal kesejahteraan serta peluang berbagi hasil.
4. Perkebunan Kelapa sawit yang ramah lingkungan
Perkebunan sawit yang ramah lingkungan dicontohkan di Desa Dosan Kecamatan Pusako, Kabupeten Siak, Riau [7]. beberapa poin penting dalam perkebunan kelapa sawit ramah lingkungan antara lain:
a. Pemanfaatan lahan non-produktif, memanfaatkan lahan ahan eks tambang dan lahan non-pertanian dan non-hutan.
dari catatan [7] kelompok petani yang berjumlah 201 orang itu bisa tetap memperoleh kelapa sawit sekitar 800 ton hingga 1000 ton per bulan.
b. Tidak lagi menggunakan herbisida selama proses produksi, untuk mengurangi penggunaan bahan kimia yang akan mengurangi kesuburan tanah dalam jangka panjang serta dampak terhadap pencemaran lingkungan
Kelompok petani mandiri, dengan kesadaran peningkatan ekonomi masyarakat harus sejalan dengan perlindungan hutan.
c. Adanya sertifikasi terkait dengan perkebunan kelapa sawit ramah lingkungan dari Indonesian Sustainable Palm Oil (ISCO) [8].
d. Pengembangan Teknologi kelapa sawit ramah lingkungan, beberapa teknologi yang diaplikasikan untuk mendukung keberpihakan kepada lingkungan antara lain seperti yang di kemukakan oleh Aspandi [8] pada pengelolaan limbah.
Perusahaan menerapkan pengurangan jumlah limbah yang dibuang ke media lingkungan berdasarkan empat prinsip, yaitu: pengurangan dari sumber (reduce), sistem daur ulang (recycle), pengambilan (recovery) dan pemanfaatan kembali (reuse) secara berkelanjutan menuju produksi bersih [9](Casson, A., 2003 : 24).
Aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit pada perkebunan kelapa sawit dengan sistem flatbed [10](Sitorus. 2007: 13-21) yaitu dengan cara :
Limbah cair pabrik kelapa sawit dapat digunakan sebagai pupuk, Metode aplikasi limbah cair yang umum digunakan adalah sistem flatbed, yaitu dengan mengalirkan limbah melalui pipa ke bak-bak distribusi dan selanjutnya ke parit primer dan sekunder .
Pembangunan instalasi aplikasi limbah cair membutuhkan biaya yang relatif mahal. Namun investasi ini diikuti dengan peningkatan produksi TBS dan penghematan biaya pupuk sehingga penerimaan juga meningkat. Aplikasi limbah cair 12,6 mm ECH/ha/bulan dapat menghemat biaya pemupukan hingga 46%/ha. Di samping itu, aplikasi limbah cair juga akan mengurangi biaya pengolahan limbah.
Limbah cair pabrik kelapa sawit telah banyak digunakan di perkebunan kelapa sawit baik perkebunan negara maupun perkebunan swasta. Penggunaan limbah cair mampu meningkatkan produksi dan limbah cair tidak menimbulkan pengaruh yang buruk terhadap kualitas air tanah[10]
Perkebunan kelapa sawit ramah lingkungan, karena perkebunan menyimpan lebih banyak karbon dioksida (CO2) dan melepaskan lebih banyak oksigen (O2), yang mana ini menguntungkan bagi lingkungan.
Kesimpulan
Dari uraian diatas, perkebunan kelapa sawit menjanjikan sebagai areal bisnis agroindustri dengan memanfaatkan lahan non-produktif. Penerapan teknologi sepadan diperlukan guna meningkatkan efisiensi dan menjamin peningkatan kualitas serta meminimalisasi dampak negatif terhadap lingkungan. Beberapa teknologi yang berpotensi untuk ditingkatkan diantaranya:
Lingkup produksi dengan penerapan mekanisasi pertanian, optimasi penggunaan air, pupuk organik, integrated pest management (IPM),
Lingkup pasca panen dengan optimasi pengolahan produk, zero waste, pengolahan dan pengelolaan limbah terpadu serta prinsip 4R .
Lingkup manajemen, penerapan life cycle assessment guna menelaah kerterkaitan dan keberimbangan antara produk yang dihasilkan dengan dampak lingkungan dari proses produksi.
Tentu saja kedepan inovasi teknologi baru menjadi tanggung jawab kita bersama untuk menjawab tantangan kebutuhan masyarakat, bagaimana menghasilkan output yang berkualiatas, proses prouduksi yang ramah lingkungan serta low input.

TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN



Ramah lingkungan pada dasarnya adalah penerapan konsep “zero waste”, pada pelaksanaanya industri ramah lingkungan diharapkan dalam proses industri melakukan strategi mencegah, mengurangi dan menghilangkan terbentuknya limbah sebagai bahan pencemar lingkungan. Hal tersebut dapat berjalan bila dalam aktivitasnya telah dirancang mulai dari bahan baku, teknologi proses sampai akhir kegiatan adalah ramah lingkungan. Untuk mendukung terlaksananya strategi tersebut diperlukan suatu perubahan yang mendasar dalam hal komitmen serta perilaku pimpinan dan karyawan, penyediaan sarana dan prasarana penunjang dan peningkatan kompetensi SDM.

Quote:
Untuk mencapai kondisi yang ramah lingkungan dalam suatu industry dapat diterapkan 6 (enam) prinsip dasar yaitu Refine, Reduce, Reuse, Recycle, Recovery dan Retrieve Energy. Model industri yang menerapkan 6 prinsip tersebut dapat berupa nir limbah (zero waste), produksi bersih (cleaner production), produktivitas hijau (green productivity) atau perusahaan hijau (greencompany). Model-model tersebut berupaya untuk meningkatkan produktivitas, menjaga keberlanjutan produksi dengan tetap memelihara kelestarian lingkungan dan kesehatan serta keselamatan pekerja.
Quote:Refine
adalah penggunaan bahan atau proses yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan atau proses yangada saat ini.
Quote:Reduce
adalah pengurangan jumlah limbah atau kehilangan bahan dengan optimalisasi proses atau operasional menghasilkan limbah yang mengalami pemborosan. Contoh: mengganti keran atau pipa bocor, memasang alat penangkap ceceran/lelehan.
Quote:Reuse
adalah pemakaian kembali bahan-bahan atau limbah pada proses yang berbeda.
Quote:Recycle
adalah penggunaan kembali bahan-bahan atau sumberdaya untuk proses yang sama.
Quote:Recovery
adalah kegiatan pengambilan kembali sebagian material penting dari aliran limbah untuk pemanfaatan ulang dalam proses atau dimanfaatkan untuk proses atau keperluan lain.
Quote:Retrieve Energy
adalah pemanfaatan limbah untuk digunakan sebagai bahan bakar atau dalam arti yang luas adalah penghematan energi dalam proses produksi.
Quote:Teknologi Ramah Lingkungan di Indonesia
Quote:Quote:Biogas

Biogas adalah gas mudah terbakar (flammable) yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerob (bakteri yang hidup dalam kondisi kedap udara). Pada umumnya semua jenis bahan organik bisa diproses untuk menghasilkan biogas, namun demikian hanya bahan organik (padat, cair) homogen seperti kotoran dan urine (air kencing) hewan ternak yang cocok untuk sistem biogas sederhana. Disamping itu juga sangat mungkin menyatukan saluran pembuangan di kamar mandi atau WC ke dalam sistem Biogas.
Di daerah yang banyak industri pemrosesan makanan antara lain tahu, tempe, ikan pindang atau brem bisa menyatukan saluran limbahnya kedalam system Biogas, sehingga limbah industri tersebut tidak mencemari lingkungan di sekitarnya. Hal ini memungkinkan karena limbah industri tersebut di atas berasal dari bahan organik yang homogen. Jenis bahan organik yang diproses sangat mempengaruhi produktifitas sistem biogas disamping parameter-parameter lain seperti temperatur digester, pH, tekanan dan kelembaban udara.
Salah satu cara menentukan bahan organik yang sesuai untuk menjadi bahan masukan sistem Biogas adalah dengan mengetahui perbandingan Karbon (C) dan Nitrogen (N) atau disebut rasio C/N.
Quote:Quote:Biopori

Biopori atau yang biasa disebut dengan Teknologi Lubang Resapan Biopori merupakan metode alternatif untuk meresapkan air hujan ke dalam tanah, selain dengan sumur resapan. Pemanfaatan Biopori ini akan membuat keseimbangan alam terjaga, sampah organik yang sering menimbulkan bau tak sedap dapat tertangani, disamping itu juga dapat menyimpan air untuk musim kemarau. Selain itu kelebihan dari Biopori ini adalah memperkaya kandungan air hujan, karena setelah diresapkan kedalam tanah lewat Biopori yang mengandung lumpur dan bakteri, air akan melarutkan dan mengandung mineral mineral yang diperlukan oleh kehidupan. Adapun tujuan (LRB) ini adalah agar air masuk sebanyak mungkin kedalam tanah.Kelebihan LRB lainnya adalah selain sederhana, alat ini sangat mudah digunakan oleh kaum perempuan.
Quote:
Selain itu 10 manfaat dari LRB ini antara lain adalah memelihara cacing tanah; mencegah terjadinya keamblesan (subsidence) dan keretakan tanah; menghambat intrusi air laut; mengubah sampah organik menjadi kompos; meningkatkan kesuburan tanah; menjaga keanekaragaman hayati dalam tanah; mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh adanya genangan air seperti Demam Berdarah, Malaria, Kaki Gajah, (mengurangi masalah pembuangan sampah yang mengakibatkan pencemaran udara dan perairan); mengurangi emisi gas rumah kaca (CO2 dan metan); serta mengurangi banjir, longsor dan kekeringan.

Quote:Quote:Biofuel

Energi alternatif biofuel yang dapat diperbarui dapat memperkuat ketersediaan bahan bakar. Karenanya untuk mengembangkan bahan bakar tipe ini perlu kerja sama yang harmonis dari semua pihak, termasuk pemerintah, industri otomotif dan swasta.
Ada dua macam jenis biofuel yang bisa dikembangkan yaitu, etanol dan biodiesel. Etanol berasal dari alkohol yang strukturnya sama dengan bir atau minuman anggur.
Quote:
Etanol
Untuk membuat alkohol dilakukan melalui proses fermentasi dari bahan baku tumbuhan yang mengandung karbohidrat tinggi, seperti ketela pohon. Etanol dipergunakan untuk menggerakkan mesin berbahan bakar bensin.Khusus untuk mesin diesel, bias mempergunakan bahan bakar jenis biodiesel.
Diproduksi dari dari senyawa kimia bernama alkil ester yang bisa diperoleh dari lemak nabati. Bahan ester ini memiliki komposisi yang sama dengan bahan bakar diesel solar, bahkan lebih baik nilai C-etananya dibandingkan solar. Sebagai bahan bakar cair, biodiesel sangat mudah digunakan dan dapat langsung dimasukkan ke dalam mesin diesel tanpa perlu memodifikasi mesin. Selain itu, dapat dicampur dengan solar untuk menghasilkan campuran biodiesel yang memiliki C-etana lebih tinggi.
Quote:
Biodieselpun sudah terbukti ramah lingkungan karena tidak mengandung sulfur. Menggunakan biodiesel dapat menjadi solusi bagi Negara Indonesia untuk mengurangi ketergantungan pada impor
bahan bakar solar sebesar 39,7%.
Quote:Quote:Biopulping

Fenomena alam sering menjadi inspirasi bagi peneliti untuk menciptakan teknologi ramah lingkungan. Biopulping adalah salah satunya yang meniru proses mikroorganisme pada proses pelapukan untuk digunakan dalam tingkat industri. Alam sering memberi ide cemerlang bagi hidup manusia dari proses pelapukan kayu, ranting, daun atau lainnya. Saat bahan-bahan itu melebur, terjadi pembusukan yang membuatnya hancur bersama alam. Tak ada sampah atau limbah. Bila ditelaah lebih detail, proses tersebut dimotori oleh mikroorganisme. Mikroorganisma yang terdiri atas sejumlah mikroba membantu proses pelapukan sehingga sampah alam itu terurai, kembali menjadi tanah berupa humus.
Quote:
Pelapukan kayu
Hasil kerja mikroorganisma yang sempurna tak menghasilkan polusi tersebut memberi inspirasi pada para ilmuwan kita untuk memanfaatkannya dalam sektor industri. Industri kertas dan pulp terkenal dengan limbahnya yang sulit diatasi. Limbah ini berasal dari bahan kimia seperti soda api, sulfit dan garam sulfida dalam proses penghilangan kandungan lignin. Bahan kimia inilah yang dianggap sebagai sumber pencemaran lingkungan.

Proses penggunaan sulfur mencemari udara dan sudah dilarang di sejumlah negara maju seperti Jerman. Pengolahan pulp yang ideal adalah biopulping, yakni mengolah pulp dengan menggunakan bantuan mikroba. Manfaat
biopulping yang menonjol adalah penghematan energi dan pengurangan pemakaian bahan kimia. Proses pembuatan bubur kayu alias pulp dan kertas biasa dilakukan dengan memasak serpihan kayu, jerami atau ampas tebu. Semuanya menggunakan bahan kimia. Tujuan proses ini untuk memisahkan komponen lignin.
Dalam biopulping, bahan-bahan kimia tadi digantikan oleh sejenis mikroba yang bias mengeluarkan enzim dan mendegradasi lignin. Mikroba ini adalah golongan jamur atau fungi pelapuk kayu yang banyak dijumpai di alam bebas. Bahan pemutih kertas yang selama ini menggunakan bahan kimia seperti klorit dan hidrogen peroksida dapat digantikan dengan enzim-enzim yang dikeluarkan oleh fungi pelapuk. Beberapa enzim yang sangat dikenal untuk menguraikan lignin adalah manganese peroksidase, laccase dan lignin peroksidase.
Quote:Quote:Sepeda

Sekarang dikembangkan kelompok-kelompok masyarakat yang
mengusung ide penggunaan sepeda sebagai alternatif alat transportasi yang ramah lingkungan seperti gerakan Bike-to-Work (B2W), Bike To School, dan Bike To Campus. Hal itu juga sudah didukung oleh pemerintah dengan beberapa langkah, yaitu dengan membuat jalur khusus sepeda di beberapa daerah. Sepeda dapat digunakan dengan kecepatan rata-rata 20 km/jam dan daya jelajah sekitar 1-5 kilometer dalam keseharian.

Quote:Quote:Sepeda Listrik

Alternatif lain dari sepeda manual adalah sepeda yang
digerakkan dengan tenaga listrik baterai yang dapat diisi ulang. Di samping lebih hemat biaya, sepeda ini juga tidak menimbulkan kebisingan dalam penggunaannya dibandingkan sepeda motor. Kecepatan berkendaraan maksimum jenis sepeda ini adalah sekitar 40-60 km/jam dengan daya jelajah hingga 60 km.

Quote:Quote:Kendaraan Hybrid

adalah kendaraan yang dikembangkan dari bahan
yang ultra-ringan tapi sangat kuat seperti komposit. Sumber tenaga kendaraan jenis ini umumnya merupakan campuran antara bahan bakar minyak dan listrik yang dibangkitkan dari putaran mesin kendaraan melalui teknologi rechargeable energy storage system (RESS). Kendaraan jenis ini diklaim sebagai memiliki tingkat polusi dan penggunaan bahan bakar yang rendah.

Quote:Quote:Kendaraan Hypercar

Kendaraan jenis ini memiliki fitur konstruksi yang
sangat ringan, desain yang aerodinamis, penggerak berbahan baker hybrid dan beban aksesoris yang minimal.

Prinsip dasar penerapan teknologi ramah lingkungan adalah strategi mencegah, mengurangi dan menghilangkan terbentuknya limbah sebagai bahan pencemar lingkungan. Beberapa model industry seperti; nir limbah (zero waste), produksi bersih (cleaner production), produktivitas hijau (green productivity) atau perusahaan hijau (green company) menerapkan 6 (enam) prinsip dasar teknologi ramah lingkungan yaitu
Refine, Reduce, Reuse, Recycle, Recovery dan Retrieve Energy berupaya untuk meningkatkan produktivitas, menjaga keberlanjutan produksi dengan tetap memelihara kelestarian lingkungan dan kesehatan serta keselamatan pekerja.
Quote:
Manfaat lain penerapan teknologi ramah lingkungan adalah diperoleh keuntungan secara ekonomis, misal biaya mencegah terbentuk limbah lebih ringan dibandingkan beban pengolahan limbah. Di Indonesia sebenarnya banyak contoh penerapan teknologi ramah lingkungan tetapi belum luas, sehingga pencemaran lingkungan masih lebih dominant beredar.