Minggu, 22 Juni 2014

PEMBANGUNAN BERSIH



MEKANISME PEMBANGUNAN BERSIH

Implementasi proyek CDM di sekitar energi perlu dipandang sebagai kesempatan untuk mengembangkan sumber-sumber energi yang berkelanjutan dan memodernisasi teknologi pembangkitan energi, tetapi juga memberi sumbangan dalam perlindungan iklim global. Pendekatan ini memerlukan upaya khusus untuk mengintervensi kebijakan energi yang berorientasi pada pembangunan berkelanjutan.
Mainstream pembangunan berkelanjutan di bidang energi di Indonesia yang sudah lama dimanjakan oleh penggunaan bahan bakar fosil (BBF), utamanya adalah minyak yang disubsidi bukanlah urusan yang mudah. Apalagi secara nasional indonesia tidak memiliki undang-undang energi yang menyeluruh. Kebijakan Umum Bidang Energi (KUBE) yang menekankan perlunya penggunaan berbagai macam sumber energi tidak memiliki status hukum yang kuat sehingga rencana-rencana jangka panjang mengenai penggunaan energi terbarukan dan efisiensi energi tidak pernah diimplementasikan dengan peraturan yang jelas.
Ketergantungan pada BBF harus segera berangsur-angsur dikurangi dengan program yang jelas dan CDM dapat dijadikan sebagai salah satu momentum untuk mendorong proses pengembangan ke arah tersebut. Dengan kata lain, sambil mengurangi ketergantungan terhadap BBF yang mengunakan dana publik, secara berangsur-angsur pengembangan energi terbarukan dapat disubsidi melalui mekanisme pasar yang dapat dipertanggunjawabkan kepada publik. Dengan demikian, penggunaan energi yang berkelanjutan ini dapat bersaing secara sehat dengan BBF.
Salah satu tujuan mengimplementasikan proyek CDM di bidang energi adalah menurunkan emisi pada sumbernya. Penurunan akan benar-benar terjadi apabila investasi proyek-proyek energi menggunakan teknologi yang rendah emisi sehingga akan terdapat perbedaan yang jelas dan dapat diukur antara emisi sesudah dan sebelum adanya proyek. Perbedaan inilah yang kemudian akan dijual oleh pihak tuan rumah proyek sebagai CER (Certified Emission Reduction) kepada pihak yang menginvestasikan dananya. Tujuan lain adalah melakukan modernisasi teknologi di sekitar teknologi, sehingga mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi pihak tuan rumah untuk menentukan pilihan teknologi yang dikehendaki. Sehubungan dengan manfaat ekonomi, lingkungan, dan sosial.
Dari hasil National Strategy Study (NSS) tentang CDM di sektor energi yang dilakukan pemenrintah Indonesia atas dukungan pemerintah Jerman diketahui bahwa proyek energi yang sebenarnya siap menghasilkan CER. Sebab sebelum kegiatan CDM diterapkan jenis-jenis proyek tersebut sudah menurunkan emisi, sehingga jika dijadikan proyek CDM akan memberikan keuntungan finansial yang tinggi dan beresiko rendah (no regret option). Disamping itu masih ada beberapa proyek yang diidentifikasi memiliki potensi yang besar untuk dijadikan proyek CDM sektor energi.
Emisi baseline dalam proyek CDM sektor energi untuk tabel tersebut dihitung berdasarkan skenario emisi dari batubara. Dengan biaya penurunan emisi sebesar itu, pengembang proyek sudah dapat memperkirakan keuntungan-keuntungan yang akan mereka peroleh.
Untuk itu diperlukan kebijakan nasional yang kuat dan konsisten dalam mengimplementasikan kebijakan pengembangan energi terbarukan, suatu kebijakan yang melakukan pendekatan masalah energi dari sisi penawaran (supply side). Pengusaha dan pemerintah harus dapat menawarkan enegi lebih banyak dengan biaya investasi yang makin terjangkau.
Terdapat beberapa proyek energi terbarukan di Indonesia yang berskala kecil, menengah dan besar dari segi kemampuan menurunkan emisi dari studi NSS. Kemampuan menurunkan emisi tidak berkorelasi dengan ukuran atau skala proyek tetapi sangan ditentukan oleh jenis dan cara mengelola proyek.
Dari beberapa item tersebut terlihat bahwa beberapa proyek CDM yang sama tetapi berbeda struktur akan memiliki kemampuan menurunkan emisi yang berbeda pula. Yang dimaksud dengan struktur disini tidak semata mata menyangkut kondisi fisik atau ukuran proyek, tetapi juga berkaitan dengan struktur kelembagaan dan kerangka peraturan setempat yang merupakan kemudahaan atau kesulitan dalam mengimplementasikan proyek. Dengan kata lain, sangat penting bagi pengembang untuk merancang proyek dengan seksama agar dengan input yang sekecil kecilnya dapat dihasilkan output yang sebesar besarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar