Kamis, 19 Juni 2014

PERTANIAN OREGANIK



PERTANIAN ORGANIK

 Kemajuan zaman selalu di iringi dengan kemajuan teknologi. Sesuai kodratnya, manusia akan selalu berpikir ke depan untuk berupaya menjadikan semua urusan agar lebih mudah dan cepat tanpa mengurangi sisi keindahan, sebagai bentuk manifest sisi emosional penikmatnya. Hal ini berlaku di hampir semua aspek kehidupan kita. Di sadari atau tidak, semua upaya tersebut acapkali melahirkan efek negatif yang lambat-laun dapat merugikan bagi kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Produk makanan adalah salah-satu contohnya. Telah sering kita jumpai beraneka-jenis makanan/minuman, yang mana dalam proses pembuatannya telah memanfaatkan bahan kimia. Pemakaian bahan-bahan ini terbukti efektif dalam memodifikasi warna dan bentuk yang akan memperindah makanan bersangkutan, maupun bahan kimia untuk pengawet dan pemantap rasa.
Saat proses pembuatannya, tak jarang makanan/minuman ini memanfaatkan teknologi tinggi, karena selain cepat jumlah produksi yang dihasilkan juga akan lebih banyak (massal) bila dibandingkan secara manual. Dalam hitungan hari atau bulan produk-produk berbahan kimia tersebut mungkin efeknya tidak akan terasa bagi tubuh kita, namun tahukah Anda bahwa makanan seperti ini dalam jangka panjang bisa berdampak negatif? Mengkonsumsinya secara terus-menerus terbukti tidak baik untuk kesehatan. Meski demikian fakta ini bersifat kompleks yang artinya berkaitan erat dengan pola hidup yang kita jalani sehari-hari. Setidaknya telah banyak penelitian yang menunjukkan hal ini. Berdasar fenomena tersebut maka dilakukan pengembangan dan inovasi untuk mencari solusinya, diantaranya adalah penerapan teknologi terbaru pertanian organik 

Artikel Terbaru Teknologi Pertanian Organik
Dalam kadar tertentu praktik-praktik penggunaan bahan kimia tersebut diperbolehkan. Sekali lagi bila sesuai dengan kaidah yang ditetapkan oleh pemerintah melalui dinas kesehatan, baik jenis maupun takaran bahan kimia untuk makanan telah ada aturan yang wajib dipatuhi. Kini, kita dapat temukan beraneka-ragam makanan serta minuman yang beredar di supermarket, mall maupun toko-toko kecil di pinggir jalan. Hampir semua dari produk makanan tersebut mengandung bahan kimia yang biasanya tertera di dalam kemasan baik jenis (nama) serta jumlah takarannya. Dalam ilmu kesehatan disebutkan, sejatinya di dalam tubuh kita telah terdapat antibodi yang akan mampu menangkis semua racun serta bakteri merugikan. Namun perlu diketahui bahwa hal ini bersifat kompleks, yang mana sangat dipengaruhi pola hidup yang kita anut. Anda tak dapat serta-merta mengartikannya karena terdapat aspek penting lainnya yang harus juga diperhatikan. Jumlah kebutuhan gizi, aktifitas kerja, pola tidur, manajemen stres, dll. Semua akan berpengaruh terhadap sistem imun yang bekerja di dalam tubuh kita. Lepas dari itu semua, kini ada alternatif lain yang bisa Anda coba tekait urusan makanan yang kita konsumsi yakni produk makanan organik.
Makanan organik adalah makanan yang dalam proses penyediaannya tidak melibatkan pestisida atau bahan kimia sejenis maupun rekayasa genetika, berlaku untuk makanan nabati maupun hewani. Untuk makanan yang berasal dari tumbuhan baik sayur maupun buah (nabati), seluruh proses pembuatannya dari persiapan lahan, penanaman maupun perawatan menggunakan teknologi yang alami. Begitu pula untuk makanan hewani, teknologi yang digunakan selalu mengacu pada metode organik seperti ternak sapi/ayam yang dalam pemeliharaannya tidak menggunakan hormon pengatur tumbuh (pemacu).
Produk berupa makanan organik diklaim jauh lebih baik bila dibandingkan makanan biasa (konvensional), dikarenakan memang praktis tidak mengandung bahan kimia ataupun zat-zat berbahaya didalamnya. Namun sayang, untuk mendapatkan produk makanan organik seperti ini kita harus merogoh kocek yang tidak sedikit karena di negara kita harganya sangat mahal, terutama untuk pendapatan rata-rata mayoritas rakyat di negeri ini. Baik sumber daya manusia yang ahli, pemeliharaan maupun penggunaan teknologi pertanian serta peternakan organik, disebut-sebut sebagai biang utama atas mahalnya produk makanan organik dipasaran.
Contoh Produk Organik
Daging Organik
Baik daging ayam, sapi maupun kambing yang berlabel organik mempunyai rasa yang lebih nikmat dari daging non-organik (biasa). Diet serta pemeliharaan hewan-hewan ini memerlukan biaya mahal yang akhirnya berimbas pada harga jual daging organik tersebut.
Sayuran Organik
Bayam, kentang, kubis, sawi dan lainnya merupakan sederet sayuran yang dalam perawatannya kerap bersinggungan dengan pestisida. Kini, dengan metode organik kita tak perlu khawatir untuk menjadikannya menu makan kita sehari-hari.
Telur Organik
Telur organik diambil dari ayam organik pula. Untuk telur dari ayam konvensional biasanya telah diberi hormon pengatur tumbuh yang tentu akan berdampak negatif bila kita terus mengkonsumsinya.
Susu Organik
Diet alami yang diterapkan pada sapi organik dapat meningkatkan kualitas susunya. Dengan cara ini sapi organik akan menghasilkan kandungan Omega 3 yang mengalami peningkatan menyentuh angka 68% dibandingkan susu sapi biasa.
Buah Organik
Buah non-organik dalam pemeliharaannya biasa diberi larutan pestisida 16 hingga 30 kali semprot. Bayangkan kandungan kimia yang akan mengendap di dalam tubuh Anda. Dengan mengkonsumsi buah organik berarti kita telah memberi asupan gizi yang aman untuk tubuh kita. Apel, buah persik serta stroberi adalah contoh produk organik yang telah populer.

Itulah tadi beberapa contoh produk makanan organikyang dapat menjadi alternatif untuk memelihara kesehatan kita. Sejatinya masih terdapat contoh lain namun di sini hanya kami sebutkan nama-nama makanan dari yang paling sering kita jumpai. Pertanian organik dalam penerapannya akan sangat memprhatikan keseimbangan lingkungan, sehingga seluruh infrastruktur/perangkat yang terlibat termasuk didalamnya adalah penerapan teknologi ramah lingkungan menjadi ciri utamanya. Teknologi ini akan mengacu pada interaksi tanaman, manusia, hewan, tanah, mikroorganisme, ekosistem serta lingkungan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar